Sabtu, 14 April 2012

Jaringan Komputer : Ip Address,Netmask, dan Subnetting

Pengalamatan IP



TCP/IP merupakan protokol paling populer saat ini dipakai. Salah satu aturan yang
ada pada TCP/IP pengalamatan pada setiap komputer yang ada di jaringan. Pengalamatan
yang ada di jaringan biasa disebut dengan IP. Nomor IP terdiri dari bilangan biner sepanjang
32 bit yang dibagi atas 4 bagian. Tiap bagian terdiri atas 8 bit. Jadi jangkauan nomor IP yang
bisa digunakan adalah dari 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai dengan
11111111.11111111.11111111.11111111.



Untuk memudahkan pembacaan dan penulisan, IP Address biasanya
direpresentasikan dalam bilangan desimal. Jadi, range address di atas dapat diubah menjadi
address 0.0.0.0 sampai address 255.255.255.255. Nilai desimal dari IP Address inilah yang
dikenal dalam pemakaian sehari-hari. Beberapa contoh IP Address adalah :


202.43.151.129
192.168.1.11
172.16.122.204

Netmask/Subnetmask



Untuk pengelompokan pengalamatan, selain nomor IP dikenal juga netmask atau
subnetmask. Yang besarnya sama dengan nomor IP yaitu 32 bit. Ada tiga pengelompokan
besar subnet mask yaitu dengan dikenal, yaitu 255.0.0.0 , 255.255.0.0 dan 255.0.0.0.
Pada dunia jaringan, subnetmask tersebut dikelompokkan yang disebut class dikenal
tiga class yaitu :


1. Class A, adalah semua nomor IP yang mempunyai subnetmask 255.0.0.0
2. Class B, adalah semua nomor IP yang mempunyai subnetmask 255.255.0.0
3. Class C, adalah semua nomor IP yang mempunyai subnetmask 255.255.255.0


Gabungan antara IP dan Netmask inilah pengalamatan komputer dipakai. Kedua hal ini tidak
bisa lepas. Jadi penulisan biasanya sbb :


IP : 192.168.1.11
Netmask : 255.255.255.0

Broadcast



Alamat ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang harus diketahui oleh
seluruh host yang ada pada suatu jaringan. Seperti diketahui, setiap paket IP memiliki header
alamat tujuan berupa IP Address dari host yang akan dituju oleh paket tersebut. Dengan
adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang memproses paket tersebut, sedangkan
host lain akan mengabaikannya. Bagaimana jika suatu host ingin mengirim paket kepada
seluruh host yang ada pada jaringannya? Tidak efisien jika ia harus membuat replikasi paket
sebanyak jumlah host tujuan. Pemakaian bandwidth/jalur akan meningkat dan beban kerja
host pengirim bertambah, padahal isi paket-paket tersebut sama. Oleh karena itu, dibuat
konsep broadcast address. Host cukup mengirim ke alamat broadcast, maka seluruh host
yang ada pada network akan menerima paket tersebut. Konsekuensinya, seluruh host pada
jaringan yang sama harus memiliki broadcast address yang sama dan alamat tersebut tidak
boleh digunakan sebagai nomor IP untuk host tertentu. Jadi, sebenarnya setiap host memiliki
2 alamat untuk menerima paket : pertama adalah nomor IP yang bersifat unik dan kedua
adalah broadcast address pada jaringan tempat host tersebut berada. Broadcast address
diperoleh dengan membuat seluruh bit host pada nomor IP menjadi 1. Jadi, untuk host
dengan IP address 167.205.9.35 atau 167.205.240.2, broadcast addressnya adalah
167.205.255.255 (2 segmen terakhir dari IP Address tersebut dibuat berharga
11111111.11111111, sehingga secara desimal terbaca 255.255). Jenis informasi yang
dibroadcast biasanya adalah informasi routing.

Subnetting



Nomor IP terdiri dari 32 bit yang didalamnya terdapat bit untuk NETWORK ID (NetID)
dan HOST ID (HostID). Secara garis besar berikut inilah pembagian kelas IP secara default

Netmask



Ketika kita berhubungan dengan komputer lain pada suatu jaringan, selain IP yang
dibutuhkan adalah netmask. Misal kita pada IP 10.252.102.12 ingin berkirim data pada
10.252.102.135 bagaimana komputer kita memutuskan apakah ia berada pada satu jaringan
atau lain jaringan? Maka yang dilakukan adalah mengecek dulu netmask komputer kita
karena kombinasi IP dan netmask menentukan range jaringan kita.
Jika netmask kita 255.255.255.0 maka range terdiri dari atas semua IP yang memiliki 3
byte pertama yang sama. Misal jika IP saya 10.252.102.12 dan netmask saya 255.255.255.0
maka range jaringan saya adalah 10.252.102.0-10.252.102.255 sehingga kita bisa secara
langsung berkomunukasi pada mesin yang diantara itu, jadi 10.252.102.135 berada pada
jaringan yang sama yaitu 10.252.102 (lihat yang angka-angka tercetak tebal menunjukkan
dalam satu jaringan karena semua sama).
Dalam suatu organisasi komersial biasanya terdiri dari beberapa bagian, misalnya
bagian HRD, Marketing, Produksi, Keuangan, IT dsb. Setiap bagian di perusahaan tentunya
mempunyai kepentingan yang berbeda-beda. Dengan beberapa alasan maka setiap bagian
bisa dibuatkan jaringan lokal sendiri – sendiri dan antar bagian bisa pula digabungkan
jaringannya dengan bagian yang lain.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan satu organisasi membutuhkan lebih dari satu
jaringan lokal (LAN) agar dapat mencakup seluruh organisasi :


1. Teknologi yang berbeda. Dalam suatu organisasi dimungkinkan menggunakan bermacam
teknologi dalam jaringannya. Semisal teknologi ethernet akan mempunyai LAN yang
berbeda dengan teknologi FDDI.


2. Sebuah jaringan mungkin dibagi menjadi jaringan yang lebih kecil karena masalah
performansi. Sebuah LAN dengan 254 host akan memiliki performansi yang kurang baik dibandingkan dengan LAN yang hanya mempunyai 62 host. Semakin banyak host yang
terhubung dalam satu media akan menurunkan performasi dari jaringan. Pemecahan
yang paling sedherhana adalah memecah menjadi 2 LAN.


3. Departemen tertentu membutuhkan keamanan khusus sehingga solusinya memecah
menjadi jaringan sendiri.


Pembagian jaringan besar ke dalam jaringan yang kecil-kecil inilah yang disebut
sebagai subnetting. Pemecahan menggunakan konsep subnetting. Membagi jaringan besar
tunggal ke dalam sunet-subnet (sub-sub jaringan). Setiap subnet ditentukan dengan
menggunakan subnet mask bersama-sama dengan IP address.


Pada subnetmask dalam biner, seluruh bit yang berhubungan dengan netID diset 1,
sedangkan bit yang berhubungan dengan hostID diset 0.


Dalam subnetting, proses yang dilakukan ialah memakai sebagian bit hostID untuk
membentuk subnetID. Dengan demikian jumlah bit yang digunakan untuk HostID menjadi
lebih sedikit. Semakin panjang subnetID, jumlah subnet yang dibentuk semakin banyak,
namun jumlah host dalam tiap subnet menjadi semakin sedikit.


Cara Pembentukan Subnet



Misal jika jaringan kita adalah 192.168.0.0 dalm kelas B (kelas B memberikan range
192.168.0.0 – 192.168.255.255). Ingat kelas B berarti 16 bit pertama menjadi NetID yang
dalam satu jaringan tidak berubah (dalam hal ini adalah 192.168) dan bit selanjutya sebagai
Host ID (yang merupakan nomor komputer yang terhubung ke dan setiap komputer
mempunyai no unik mulai dari 0.0 – 255.255). Jadi netmasknya/subnetmasknya adalah
255.255.0.0


Kita dapat membagi alokasi jaringan diatas menjadi jaringan yang kebih kecil dengan
cara mengubah subnet yang ada.
Ada dua pendekatan dalam melakukan pembentukan subnet yaitu :


1. Berdasarkan jumlah jaringan yang akan dibentuk
2. Berdasarkan jumlah host yang dibentuk dalam jaringan.

Cara perhitungan subnet berdasarkan jumlah jaringan yang dibutuhkan.



1. Menentukan jumlah jaringan yang dibutuhkan dan merubahnya menjadi biner.
Misalkan kita ingin membuat 255 jaringan kecil dari nomor jaringan yang sudah
ditentukan. 255 > 11111111
2. Menghitung jumlah bit dari nomor 1. Dan jumlah bit inilah yang disebut sebagai
subnetID
Dari 255 > 11111111 > jumlah bitnya adalah 8
3. Jumlah bit hostID baru adalah HosiID lama dikurangi jumlah bit nomor 2.
Misal dari contoh diatas hostIDbaru: 16 bit – 8 bit = 8 bit.
4. Isi subnetID dengan 1 dan jumlahkan dengan NetID Lama.
Jadi NetID baru kita adalah NetID lama + SubNetID :
> 11111111.11111111.11111111.00000000 (24 bit bernilai 1 biasa ditulis /24)
Berkat perhitungan di atas maka kita mempunyai 256 jaringan baru yaitu :
192.168.0.xxx, 192.168.1.xxx, 192.168.2.xxx, 192.168.3.xxx hingga 192.168.255.xxx
dengan netmask 255.255.255.0.
xxx > menunjukkan hostID antara 0-255
Biasa ditulis dengan 192.168.0/24 > 192.168.0 menunjukkan NetID dan 24
menunjukkan subnetmask (jumlah bit yang bernilai 1 di subnetmask).
Dengan teknik ini kita bisa mengalokasikan IP address kelas B menjadi sekian banyak
jaringan yang berukuran sama.



Cara perhitungan subnet berdasarkan jumlah host adalah sebagai berikut :



1. Ubah IP dan netmask menjadi biner
IP : 192.168.1.0 > 11000000.10101000.00000000.00000000
Netmask : 255.255.255.0 > 11111111.11111111. 11111111.00000000
Panjang hostID kita adalah yang netmasknya semua 0 > 16 bit.


2. Memilih jumlah host terbanyak dalam suatu jaringan dan rubah menjadi biner.
Misal dalam jaringan kita membutuhkan host 25 maka menjadi 11001.

3. Hitung jumlah bit yang dibutuhkan angka biner pada nomor 1. Dan angka inilah nanti
sebagai jumlah host dalam jaringan kita.
Jumlah host 25 menjadi biner 11001 dan jumlah bitnya adalah 5.

4. Rubah netmask jaringan kita dengan cara menyisakan angka 0 sebanyak jumlah
perhitungan nomor 3.
Jadi netmasknya baru adalah 11111111.11111111.11111111.11100000
Identik dengan 255.255.255.224 jika didesimalkan.
Jadi netmask jaringan berubah dan yang awalnya hanya satu jaringan dengan range IP
dari 1 -254 menjadi 8 jaringan, dengan setiap jaringan ada 30 host/komputer


Nomor IP awal dan akhir setiap subnet tidak bisa dipakai. Awal dipakai ID Jaringan
(NetID) dan akhir sebagai broadcast. Misal jaringan pertama 192.168.1.0 sebagai NetID
dan 192.168.1.31 sebagai broadcast dan range IP yang bisa dipakai 192.168.1.1-
192.168.1.30, dan jaringan kelima 192.168.1.128 sebagai NetID dan 192.168.1.159
sebagai broadcast sehingga range IP yang bisa digunakan adalah 192.168.1.129 –
192.168.1.58.






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar